Jumat, 16 Oktober 2015

GURU DITUNTUT MEMILIKI DAYA ADAPTASI





Guru harus mampu adaptasi terhadap perkembangan dunia pendidikan sesuai kemajuan jaman. Sebagai guru dituntut untuk tetap memiliki daya adaptasi terhadap perkembangan dunia pendidikan terkini, baik dalam masalah teknologi maupun pengetahuan lain. Kesadaran bahwa pendidikan harus senantiasa tanggap terhadap kemajuan jaman telah mendorong para ahli dan pengambil keputusan di bidang pendidikan untuk terus menerus mengadakan perubahan. Perubahan pendidikan secara langsung dimaksudkan untuk memcecahkan ketiga problema yaitu internal in-efficiency , external in-efficiency dan ketidakmerataan pendapatan. Secara tidak langsung perubahan - perubahan di sektor pendidikan yaitu perubahan struktur pendidikan dan kurikulum, baik dalam arti content dan instructional delivery system, merupakan upaya agar pendidikan menjadi agent of development yang canggih. Namun perubahan yang telah dilaksanakan tidak jarang mengandung kelemahan dan menuai kritik. Salah satu kritik dari Havelock dan Huberman ( 1977) dan World Bank ( 1980 ) yang ditujukan pada perubahan pendidikan dinegara berkembang termasuk Indonesia, menyatakan bahwa perubahan pendidikan yang dilakukan tidak dapat dipraktekkan karena keterbatasan pengetahuan pada tingkat pelaksana. Guru sebagai pelaksana harus bisa dengan segera mengadaptasikan diri dengan perubahan kurikulum 2013 yang sudah dicanangkan oleh Mendikbud.Guru-guru dikota besar mungkin tidak terlalu masalah ( mudah beradaptasi ), tapi bagaimana dengan guru-guru didaerah pelosok ?.Sebab pada hakekatnya perubahan pendidikan itu harus berdasarkan pada “ what is “, bukan pada “what ought to be”. Dalam setiap perubahan pendidikan guru memegang peran penting dan strategis, sebab merekalah yang merupakan pelaksana .Namun pengalaman di Indonesia menunjukkan guru lebih banyak dilihat sebagai obyek dalam perubahan kurikulum.Sehingga setiap kebijaksanaan lebih bersifat instruksi yang harus dipatuhi dan dilaksanakan dan tidak ada ruang bagi guru untuk berimprovisasi. Perencanaan dan kebijaksanaan nasional memang perlu, namun perlu dicatat bahwa pelaksana perubahan kurikulum pendidikan sangat tergantung pada semangat guru, rasa keterlibatan guru dan kesadaran yang tinggi bagi guru. Guru akan memberikan respon positif pada setiap perubahan yang akan dapat meningkatkan kemampuan profesional mereka dan memberikan ruang bagi mereka untuk berimprovisasi secara aktif dalam proses perubahan tersebut. Disamping apa yang dikemukakan diatas. Perubahan pendidikan di negara berkembang termasuk indonesia, jarang mengevaluasi dan mengembangkan aspek lain dari pendidikan formal diluar kurikulum dan kemampuan guru. Disamping aspek kurikulum dan kemampuan guru, maka sekolah mempunyai aspek lain yaitu aspek sosiologis sebab sekolah merupakan “ a mini society “. Sebagai suatu masyarakat kecil maka sekolah merupakan cermin dari masyarakat dimana sekolah itu berada. Dalam proses “transfer of culture “termasuk didalamnya proses pembentukan kepribadian, sikap,rasa dan juga intelektualitas sangat penting di sekolah.Dalam dunia pendidikan terdapat dua teori yang berkaitan dengan sekolah sebagaimana masyarakat kecil ini. Pertama ; sekolah tempat melatih dan mempersiapkan anak didik untuk terjun dalam kehidupan mereka di masa datang. Kedua : sekolah merupakan kehidupan riil anak didik itu sendiri, bukannya tempat mempersiapkan anak didik. “ School is not preparation for life, but life it self “ ( Dewey, 1944 ).Implikasi praktis dari teori pertama tersebut adalah bahwa anak didik dalam proses pendidikan diberlakukan sebagai obyek pendidikan.Mereka merupakan obyek yang tengah digembleng dan dicetak agar mampu mengarungi samudera kehidupan di masa depan. Mereka bukanlah subyek di dunia sekolah yang ada ini. Kemajuan yang pesat dibidang ilmu dan tehnologi menyebabkan perubahan-perubahan yang berlangsung sangat cepat dan sulit bisa diramalkan dengan tepat ( lihat Toffler 1974,1981 ). Oleh karena itu timbul pertanyaan, bagaimana mempersiapkan anak didik untuk mengarungi samudera kehidupan di kemudian hari itu sendiri bisa di prediksi ?.Teori kedua : menekankan hendaknya sekolah diselenggarakan sedemikian sehingga benar-benar merupakan kehidupan riil anak didik itu sendiri. Implikasinya dari teori ini adalah bahwa anak didik merupakan subyek dari proses pendidikan. Kehidupan sosial anak didik dalam masyarakat keci tersebut merupakan dasar dan sumber dari transformasi kehidupan. Peran paling penting dalam proses pendidikan bukanlah terletak pada materi pelajaran yang diberikan, melainkan pada aktifitas dan interaksi sosial anak didik itu sendiri.Peran guru menurut falsafah ini lebih banyak bersifat “ tut wuri handayani “, memberikan dorongan dan motivasi agar anak didik memapu memperluas kemampuan padangannya, untuk mengembangkan berbagai alternatif dan pengambilan keputusan dalam aktifitas kehidupan serta memperkuat kemauan untuk mendalami dan mengembangkan apa yang dipelajari dalam proses kehidupan itu.Namun perlu dipahami pula bahwa dengan menjadikan anak didik sebagai subyek dalam proses pendidikan tidak berarti sekolah bersifat “ value free “. Tetap saja sekolah lewat guru dan kurikulum akan menanamkan values, tetapi dengan cara “ value-fair “. Artinya dalam usaha menanamkan nilai-nilai, guru tidak akam memaksakan sesuatu nilai tertentu kepada anak didiknya. Melainkan guru melakukan usaha-usaha dengan berbagai cara atau metode berbagi alat bantu, agar anak didik akan membenarkan dan menerima nilai-nilai yang ia ajarkan, serta anak didik sendirilah yang menemukan dan mengadopsi nilai-nilai yang ditargetkan oleh sekolah untu ditanamkan pada anak didiknya. Banyak keberatan dari para ahli atas bentuk sekolah berdasarkan teori yang pertama. Keberatan yang terpenting adalah dengan menjadikan anak didik sebagai objek berarti pendidikan merupakan tindakan "mencomot" anak didik dari lingkungannya sendiri untuk dimasukkan ke dalam lingkungan yang lain yang belum tentu sesuai atau malahan asing bagi anak didik. Lingkungan baru itu bernama sekolah. Kalau anak didik tidak cocok dengan lingkungan baru, sebagai objek, anak didik tidak bisa berbuat apa-apa. Masalahnya akan menjadi rumit, kalau apa yang dilihat, diterima dan dihayati dalam lingkungan "mini society" ini tidak sama atau malahan bertentangan dengan apa yang ia lihat, terima dan hayati dari lingkungan yang lebih besar, yakni masyarakat. Akibat dari keadaan ini, tidak mengherankan kalau banyak anak didik yang mengikuti pelajaran di sekolah dengan setengah hati. Di fihak lain, lebih banyak para ahli yang keberatan dengan teori kedua. Keberatan pokoknya adalah berkisar pada kekhawatiran pendidikan akan menjadi proses yang tanpa arah dan "anarkis". Sudah barang tentu pembaharuan pendidikan di negara kita di masa mendatang harus pula memperhitungkan aspek sekolah sebagai "a mini society" ini. Perubahan pendidikan tidak berarti harus mengambil salah satu teori pendidikan secara murni. Yang penting adalah bagaimana perubahan pendidikan bisa membuahkan kebijaksanaan yang mengarahkan agar pendidik bisa memanfaatkan variasi interaksi dan pengalaman riil yang diperoleh anak didik di sekolah sebagai upaya untuk mencapai keberhasilan pendidikan. Semoga guru-guru di Negeri ini mampu mengadaptasikan diri dalam perkembangan dan kemajuan dunia pendidikan secara nasional, sehingga mampu mensejajarkan bahkan terdepan dari kota-kota lainya.Dibutuhkan komitmen dan konsisten bersama stakeholder pendidikan dengan segala tugas dan tanggungjawabnya dilakukan dengan orientasi kedepan lebih baik dan lebih maju.
*) Penulis adalah Edukator,Motivator,Trainer dan Penulis Buku.
***

Tentang-Nya



Barang siapa yang mengenal dirinya niscaya dia akan mengenal siapa tuhan nya,telah aku ciptakan dirimu dan aku ciptakan apa yang engkau perbuat.. (Firman allah) Allah tdk pernah menutup hijab nya antara makhluk dengan hamba.. Dan ketiika sudah mencapai tingkatan Terbukanya hijab (sekatan pembatas) antara kita dengan Allah, adalah sumber ketenangan dan kebahagiaan hidup. Ketika hijab telah terbuka, semua yang kita alami hanyalah nikmat belaka. Betapa tidak, dalam setiap keadaan, kita akan merasakan kehadiran Allah Azza wa Jalla. Lebih jauh lagi, kita akan "melihat" Allah dalam setiap kejadian. Inilah keindahan yang sesungguhnya dalam hidup. Rasulullah saw mengungkapkan keheranannya terhadap orang-orang Mu'min, orang yang telah terbuka hijabnya kerana semua perkara yang dialaminya sentiasa berbuah kebaikan. Apabila diberi kenikmatan ia bersyukur dan syukur itu baik baginya. Ketika ia diberi ujian, ia bersabar dan sabar itu adalah kebaikan baginya. Dengan sabar ia pun akan lebih dekat lagi dengan Allah swt. Orang yang telah ma'rifat dan terbuka hijabnya, hatinya akan dipenuhi keyakinan bahwa Allah akan sentiasa menolongnya.

Di awal adalah firmaan allah,agar kita bisa mengettahui siapa diri kita,tidak akan mencapai tingkatan mukasyafa pd seseorang jika dia belum mengetahui atau mengenal hal zahir dan hak batin pada dirinya sendiri..

Ada kisa dalam tafsir sejarah meriwayat kan : seseorang memohon dan meminta dipanjangkan umur nya selama 300 tahun untuk senantiasa beribadah dan bertaqwa pada allah semasa hidup nya, dan allah menjabah dikaruniai usia yang panjang selama 300 tahun. Ketika beliau memasukin pertimbangan amal (yaumul hisab) di ambil dan ditimbang bola mata nya yang sebelah kanan dan seketika itu lebih berat timbangan pada bola mata kanan nya tsb dibanding amal ibadah yang dia lakukan selama 300 tahun. Dan disitulah kita bisa menyimpulkan betapa besar nya amanah yang allah berikan pada kesempurnaan yang ada pada diri kita unntuk kita jaga. Kalo kita harus menghitung dr usia umat nabi muhammad dan keimanan pd zaman sekarang, apa yang bisa kita bawa pd hari perhitungan nanti? Bagaimana dgn 2 penglihatan, 2 pendengaran,2 lubang hidung, 1 lisan kedua tangan,kedua kaki,hati dan pemikiran kita yang telah allah sempurnakan? Apa smua itu bisa bersaksi dan menyelamatkan kita kalo kita sendiripun tdk menjaga nya dan memberikan hak satu persatunya. Disitulah allah mengatakan dlm firman nya : telah aku ciptaakan dirimu dan apa yang kamu perbuat,ketika kita bisa memahami dan tau mksd dr firman allah itu masuklah kita dlm org2 yang mengenal diri dan tuhan nya.

Allah “ adalah nama yang utama bagi Tuhan dan ketika Dia diseru dengan nama itu, maka sudah terhimpun padanya seluruh sifat yang tercakup dalam sekalian nama yang menyertai – Nya Kata “Allah” dalam bahasa Arab disebut sebagai lafzhul jalalah ( nama kebesaran ) dipergunakan dan ditetapkan sebagai nama Zat Tuhan yang bersifat khusus. Sedangkan ar-Rahman ditetapkan sebagai predikat khusus dari Zat Tuhan. Kata “Allah ” baik berupa kata baku ( jamid ) atau pun kata olahan ( musytaq ), ditetapkan sebagai Nama Zat yang tidak mempunyai arti atau tidak mempunyai makna yang dapat diinderakan, sehingga untuk mengenali arti kata “ Allah ” dipergunakan simbolistik yang berkonotasi eksklusif seperti “ Zat Yang Menghimpun sifat – sifat kesempurnaan ” Kembali kepada asal kata “ Allah “ yang berasal dari kata ilah, dimana kata ilah ini difahami berasal dari bahasa Ibrani yang diadabtasi ke dalam bahasa Arab ( bahasa arab serapan ) yang berarti sesuatu yang disembah. Sedangkan dalam Al – Quran, kata yang juga memberikan signifikansi pada kata “ Allah “ adalah “ ilah ” dan “ rabb ” Kata “ ilah ” yang juga digunakan dalam syahadat, la ilaha illallah. Disaini, kata “ilah” adalah bentuk kata yang mengikuti wazan “ fi’al ” yang berarti “ maf’ul ” Ilah berarti “ ma’bud ” ( yang disembah ), seperti “ kitab ” yang berarti “ maktub ” ( yang ditulis ). Dengan demikian, la ilaha illallah dapat diartikan “ tiada yang layak disembah selain Allah ” Sedangkan arti “ ilah ” dalam rangkaian syahadat ( kalimah at-tahlil ) bisa berarti “ al-ma’bud ” atau yang disembah, dan bisa pula berarti al-ma’bud bil haq. Apabila arti pertama dipilih ( al-ma’bud ), maka setiap sesuatu yang dalam kenyataan disembah selain Allah dapat dianggap sebagai ilah. Namun apabila arti kedua yang dipilih ( al-ma’bud bil haq ), maka berarti ilah hanya bisa disandang oleh Allah, sebab al-ma’budiyah ( ke-tersembah-an ) merupakan derivasi dari ar-rububiyah. Selanjutnya, yang patut dipahami ialah bahwa, kata asma juga dapat diartikan sebagai sifat – sifat, Asmaul Husna adalah setiap kata yang menunjukkan arti predikatif seperti ilah, al-hayy, dan lainnya. Sedangkan kata “ Allah ” adalah alam syakhshi ( nama Zat ) atau alam adz-dzat, yang merupakan “ nama personal “ bagi Tuhan Kata ganti “ Dia ” dalam kalimat “ maka bagi Dia adalah nama-nama yang terbaik ” dalam Al – Quran Surat Al – Israa’ ayat : 110, mengacu tidak kepada nama “ Allah ” atau “ ar-Rahman ”, melainkan kepada sesuatu yang dinamai, yaitu Zat Yang Ujud Yang Maha Mutlak itu sendiri. Sebab, suatu nama tidaklah diberikan kepada nama yang lain, tetapi kepada suatu zat. Jadi, Zat Yang Maha Esa itulah yang bernama “ Allah ” dan atau “ ar-Rahman ” serta nama-nama terbaik lainnya, bukannya “ Allah ” bernama “ ar-Rahman ” atau “ ar-Rahim ”. Jadi yang bersifat Maha Esa itu bukanlah Nama – Nya, melainkan Zat – Nya, sebab Dia mempunyai banyak nama. Karena itu dalam Ilmu Tauhid, pemahamannya bukanlah ditujukan kepada nama, melainkan kepada Zat. Maka Tauhid yang benar ialah “ Tawhid adz-Dzat ” bukan “ Tawhid al-Ism ” Jadi kata “ Allah ” berasal ilah dan ilah mengandung makna “ ma’luh ” ( yang disembah ), dan nama ( ism ) tidaklah sama dengan yang dinamai ( al-musamma ). Maka barangsiapa menyembah nama tanpa makna, ia sungguh telah kafir dan tidak menyembah apa-apa. Barangsiapa menyembah nama dan makna, maka ia sungguh telah musyrik dan telah menyembah dua hal. Dan barangsiapa menyembah makna tanpa nama maka itulah Tauhid. Bagi Allah Yang Mahamulia dan Mahaagung, ada sembilan puluh sembilan nama. Kalau seandainya nama itu sama dengan yang dinamai, maka setiap nama itu adalah suatu tuhan. Tetapi Allah Yang Maha Mulia dan Maha Agung adalah suatu Makna yang dirujuk oleh nama – nama itu, sedangkan nama – nama itu sendiri seluruhnya tidaklah sama dengan Dia ( Al-Asma Al-Husna )
Dalam sbuah riwayat ketika Muhammad berdialog dengan Allah ... Allah berfirman ku jadikan segala sesuatu untuk mu ya Muhammad lalu mana untuk ku ..Muhammad menjawab sholat Allah menjawab bukan itu untuk mu ... Muhammad puasa .zakat .haji .... Bukan itu untuk mu juaya Muhammad lalu bertanya lah Muhammad lalu apa ya Allah dan Allah menjawab benar engkau kepada ku dan berbaik lah dengan sesama ummat
Jikalah diibaratkan seorang musafir kehilangan unta beserta makanan dan minumannya i gurun pasir yang tandus. Maka kebahagiaan Allah menerima taubat hambanya lebih  besar dari kebahagiaan musafir itu yang menemukan unta nya kembali di gurun pasir .

Jadikanlah mereka orang tua yang paling berbahagia terhadap anak-cucu mereka, sehingga Engkau kumpulkan kami dan mereka serta semua orang Islam di dalam tempat kemulian-Mu, beserta para Nabi, Shiddiiqiin, Shuhada’ dan Sholihiin

Jiwa Yang Bercahaya Pada Seorang Muslim Yang Ber'ilmu Akan Terlihat Ketika Ia Meresapi Diri Saat Menyikapi Keadaan Susah, Senang, Sedih, Gembira, Kecewa Dan Bahagia Dalam Kehidupannya


Sebuah Kisah Nyata: Ia Melakukan Zina dan Belum Bertaubat




Sebuah kisah nyata yang di publikasikan di koran-koran Arab. Yang menceritakan kisah ini adalah orang yang melakukannya sendiri dan dia meminta kepada koran agar tidak mencantumkan namanya dia hanya ingin agar orang-orang mengetahui kisahnya. Dia mengisahkan :
Aku sedang di kampus dengan teman-teman dan punya banyak hubungan dengan gadis-gadis, pada suatu waktu aku bertemu dengan seorang gadis dan melakukan hubungan terlarang dengannya, aku terus melakukannya sampai dia menjadi hamil karenaku, dan ketika keluarganya mengetahui perkara ini, serta ketika gadis itu menceritakan tentang hal ini kepada keluarganya, saudaranya datang menghajarku, kemudian aku berkata kepadanya : “Aku tidak mengenal gadis ini, carilah orang lain yang menghamilinya.” Kemudian aku meninggalkannya dan pergi, dan karena mereka tidak mempunyai bukti untuk membuktikan kesalahanku, mereka meninggalkanku. Aku melupakan kejadian ini, tahun-tahun berlalu, aku pulang ke rumah pada suatu hari dan menemukan ibuku pingsan di lantai, aku mencoba menyadarkannya, tetapi kapanpun dia sadar, dia berteriak dan pingsan lagi, aku menyadarkannya kedua kalinya, tapi lagi-lagi dia berteriak dan pingsan, aku mencobanya untuk yang ke tiga kali sampai aku berkata :
“ibu, apa yang terjadi?”
dia berteriak dan berkata : “saudarimu!”
aku berkata : “apa yang terjadi dengan saudariku?”
dia berkata : “dia dihamili tetangga,”
Aku pergi mengunjungi tetangga itu dan aku mulai menyerangnya sampai dia berkata padaku, sebuah kalimat yang seperti anak panah yang menghujam hatiku, tahukah engkau apa yang dia katakan ?
Dia berkata : ” aku tidak mengenal adikmu, coba tanyakan orang lain yang menghamilinya”
Subhanallah hal yang sama seperti yang kuucapkan kepada keluarga gadis di kampus bertahun-tahun lalu, balasan tergantung amalan perbuatan. Dan begitulah, aku mengalami depresi yang berat setelahnya, kemudian setelah bertahun-tahun aku memutuskan untuk menikah, setelah bertunangan dan menikah, kami siap untuk pesta pernikahan, pada hari pesta pernikahan aku mendapatkan kejutan, bahwasanya calon pengantinku pernah melakukan zina sebelumnya, dia berkata padaku : “tutupi keburukanku semoga Allah juga menutupi keburukanmu.”
Aku berkata kepada diriku sendiri “sudah ya Rabbi cukup, cukup, cukup, aku sudah menjalani hukumanku.” Aku menghela napas mencoba menelan cobaan yang berat ini, dan aku menghabiskan banyak waktu dengan istriku sampai dia melahirkan seorang bayi perempuan yang bagaikan rembulan, kemudian ketika dia telah berusia 6 tahun, anakku datang dari luar dengan menangis, apa yang terjadi, penjaga rumah telah mempemperkosanya, laa hawla wa laa quwwata illa billah.
Mereka memikirkan tipu daya dan Allah menggagalkan tipu daya itu. Dan Allah sebaik-baik Pembalas tipu daya. ( Al Anfal : 30 )
Kisah Pemuda di Zaman Nabi
Suatu hari ada seorang pemuda yang mendatangi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Wahai Rasulullah, izinkan aku berzina!
Orang-orang pun bergegas mendatanginya dan menghardiknya, “Diam kamu! Diam!
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, “Mendekatlah.
Pemuda itu pun mendekat lalu duduk.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya, “Relakah engkau jika ibumu dizinai orang lain?
Tidak, demi Allah, wahai Rasul!” sahut pemuda itu.
Begitu pula orang lain, tidak rela kalau ibu mereka dizinai.
Lanjut Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Relakah engkau jika putrimu dizinai orang?
Tidak, demi Allah, wahai Rasul!” pemuda itu kembali menjawab.
Begitu pula orang lain, tidak rela jika putri mereka dizinai.
Relakah engkau jika saudari kandungmu dizinai?
Tidak, demi Allah, wahai Rasul!
Begitu pula orang lain, tidak rela jika saudara perempuan mereka dizinai.
Relakah engkau jika bibi – dari jalur bapakmu – dizinai?
Tidak, demi Allah, wahai Rasul!
Begitu pula orang lain, tidak rela jika bibi mereka dizinai.
Relakah engkau jika bibi – dari jalur ibumu – dizinai?
Tidak, demi Allah, wahai Rasul!
Begitu pula orang lain, tidak rela jika bibi mereka dizinai.
Lalu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam meletakkan tangannya di dada pemuda tersebut sembari berkata, “Ya Allah, ampunilah kekhilafannya, sucikanlah hatinya, dan jagalah kemaluannya.
Setelah kejadian tersebut, pemuda itu tidak pernah lagi tertarik untuk berbuat zina. (Hadits riwayat Ahmad).
Lihatlah hikmah yang indah dari nabi kita terkasih, Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. 
Saudara saudariku… Jangan katakan hal ini terlalu banyak bagi orang yang tidak taat. Jangan!
Gadis dari kampus yang berzina dengannya di awal cerita juga punya saudara yang sedih akannya. Jadi Allah memberikannya hukuman kepada saudari si pemuda? ya! Dan dia akan mempunyai seorang suami, yang akan Allah tes kepada istrinya. Dan gadis itu juga mempunyai ayah yang hatinya hancur karenanya, jadi Allah memberikan tes juga kepada putrinya! Pahala tergantung dari amal perbuatannya. Jadi dia harus membawa hukuman atas perbuatannya. Dan untuk orang-orang yang tidak bersalah dalam kisah ini, maka itu cobaan untuk mereka. Allah mengangkat derajat mereka dan menghapus dosa-dosa mereka karenanya. Saudara/saudariku, Tuhan kita cemburu untuk wanita. Subhanallah! Dan Dia akan membalaskan dendam untuk mereka. Jadi berhati-hatilah.
Sebuah hadits menyebutkan: “Wahai anak Adam! Jika engkau datang kepada-Ku dengan membawa dosa-dosa yang hampir memenuhi bumi kemudian engkau bertemu dengan-Ku dalam keadaan tidak mempersekutukan-Ku dengan sesuatu pun, niscaya Aku datang kepadamu dengan memberikan ampunan sepenuh bumi”. (Hadits shahih diriwayatkan oleh at-Tirmidzi).

LPJ BOS SMK Tahun Anggaran 2020

LPJ BOS SMK Tahun Anggaran 2020 User via SMS :  0857 5954 7892 FB :  https://web.facebook.com/iwan.kurniawanb Twitte...