JL. KARYA BHAKTI KM. 04 KP. CIJEMBER TENGAH RT. 04 RW. 04 DESA SUKAJEMBAR KECAMATAN SUKANAGARA KABUPATEN CIANJUR 43264
Jumat, 25 Desember 2015
Jumat, 16 Oktober 2015
GURU DITUNTUT MEMILIKI DAYA ADAPTASI
Guru harus mampu adaptasi terhadap perkembangan dunia
pendidikan sesuai kemajuan jaman. Sebagai guru dituntut untuk tetap memiliki
daya adaptasi terhadap perkembangan dunia pendidikan terkini, baik dalam
masalah teknologi maupun pengetahuan lain. Kesadaran bahwa pendidikan harus
senantiasa tanggap terhadap kemajuan jaman telah mendorong para ahli dan
pengambil keputusan di bidang pendidikan untuk terus menerus mengadakan
perubahan. Perubahan pendidikan secara langsung dimaksudkan untuk memcecahkan
ketiga problema yaitu internal
in-efficiency , external in-efficiency dan ketidakmerataan pendapatan. Secara
tidak langsung perubahan - perubahan di sektor pendidikan yaitu perubahan
struktur pendidikan dan kurikulum, baik dalam arti content dan instructional delivery system, merupakan
upaya agar pendidikan menjadi agent of
development yang canggih. Namun perubahan yang telah dilaksanakan tidak
jarang mengandung kelemahan dan menuai kritik. Salah satu kritik dari Havelock
dan Huberman ( 1977) dan World Bank ( 1980 ) yang ditujukan pada perubahan
pendidikan dinegara berkembang termasuk Indonesia, menyatakan bahwa perubahan
pendidikan yang dilakukan tidak dapat dipraktekkan karena keterbatasan
pengetahuan pada tingkat pelaksana. Guru sebagai pelaksana harus bisa dengan
segera mengadaptasikan diri dengan perubahan kurikulum 2013 yang sudah
dicanangkan oleh Mendikbud.Guru-guru dikota besar mungkin tidak terlalu masalah
( mudah beradaptasi ), tapi bagaimana dengan guru-guru didaerah pelosok ?.Sebab
pada hakekatnya perubahan pendidikan itu harus berdasarkan pada “ what is “, bukan pada “what ought to be”. Dalam setiap
perubahan pendidikan guru memegang peran penting dan strategis, sebab merekalah
yang merupakan pelaksana .Namun pengalaman di Indonesia menunjukkan guru lebih
banyak dilihat sebagai obyek dalam perubahan kurikulum.Sehingga setiap
kebijaksanaan lebih bersifat instruksi yang harus dipatuhi dan dilaksanakan dan
tidak ada ruang bagi guru untuk berimprovisasi. Perencanaan dan kebijaksanaan
nasional memang perlu, namun perlu dicatat bahwa pelaksana perubahan kurikulum
pendidikan sangat tergantung pada semangat guru, rasa keterlibatan guru dan
kesadaran yang tinggi bagi guru. Guru akan memberikan respon positif pada
setiap perubahan yang akan dapat meningkatkan kemampuan profesional mereka dan
memberikan ruang bagi mereka untuk berimprovisasi secara aktif dalam proses
perubahan tersebut. Disamping apa yang dikemukakan diatas. Perubahan pendidikan
di negara berkembang termasuk indonesia, jarang mengevaluasi dan mengembangkan
aspek lain dari pendidikan formal diluar kurikulum dan kemampuan guru. Disamping
aspek kurikulum dan kemampuan guru, maka sekolah mempunyai aspek lain yaitu
aspek sosiologis sebab sekolah merupakan “
a mini society “. Sebagai suatu masyarakat kecil maka sekolah merupakan
cermin dari masyarakat dimana sekolah itu berada. Dalam proses “transfer of culture “termasuk didalamnya
proses pembentukan kepribadian, sikap,rasa dan juga intelektualitas sangat
penting di sekolah.Dalam dunia pendidikan terdapat dua teori yang berkaitan
dengan sekolah sebagaimana masyarakat kecil ini. Pertama ; sekolah tempat
melatih dan mempersiapkan anak didik untuk terjun dalam kehidupan mereka di
masa datang. Kedua : sekolah merupakan kehidupan riil anak didik itu sendiri,
bukannya tempat mempersiapkan anak didik. “ School
is not preparation for life, but life it self “ ( Dewey, 1944 ).Implikasi
praktis dari teori pertama tersebut adalah bahwa anak didik dalam proses
pendidikan diberlakukan sebagai obyek pendidikan.Mereka merupakan obyek yang
tengah digembleng dan dicetak agar mampu mengarungi samudera kehidupan di masa
depan. Mereka bukanlah subyek di dunia sekolah yang ada ini. Kemajuan yang
pesat dibidang ilmu dan tehnologi menyebabkan perubahan-perubahan yang
berlangsung sangat cepat dan sulit bisa diramalkan dengan tepat ( lihat Toffler
1974,1981 ). Oleh karena itu timbul pertanyaan, bagaimana mempersiapkan anak
didik untuk mengarungi samudera kehidupan di kemudian hari itu sendiri bisa di
prediksi ?.Teori kedua : menekankan hendaknya sekolah diselenggarakan
sedemikian sehingga benar-benar merupakan kehidupan riil anak didik itu
sendiri. Implikasinya dari teori ini adalah bahwa anak didik merupakan subyek
dari proses pendidikan. Kehidupan sosial anak didik dalam masyarakat keci
tersebut merupakan dasar dan sumber dari transformasi kehidupan. Peran paling
penting dalam proses pendidikan bukanlah terletak pada materi pelajaran yang
diberikan, melainkan pada aktifitas dan interaksi sosial anak didik itu
sendiri.Peran guru menurut falsafah ini lebih banyak bersifat “ tut wuri handayani “, memberikan
dorongan dan motivasi agar anak didik memapu memperluas kemampuan padangannya,
untuk mengembangkan berbagai alternatif dan pengambilan keputusan dalam
aktifitas kehidupan serta memperkuat kemauan untuk mendalami dan mengembangkan
apa yang dipelajari dalam proses kehidupan itu.Namun perlu dipahami pula bahwa
dengan menjadikan anak didik sebagai subyek dalam proses pendidikan tidak
berarti sekolah bersifat “ value free
“. Tetap saja sekolah lewat guru dan kurikulum akan menanamkan values, tetapi dengan cara “ value-fair “. Artinya dalam usaha
menanamkan nilai-nilai, guru tidak akam memaksakan sesuatu nilai tertentu
kepada anak didiknya. Melainkan guru melakukan usaha-usaha dengan berbagai cara
atau metode berbagi alat bantu, agar anak didik akan membenarkan dan menerima
nilai-nilai yang ia ajarkan, serta anak didik sendirilah yang menemukan dan
mengadopsi nilai-nilai yang ditargetkan oleh sekolah untu ditanamkan pada anak
didiknya. Banyak keberatan dari para ahli
atas bentuk sekolah berdasarkan teori yang pertama. Keberatan yang terpenting
adalah dengan menjadikan anak didik sebagai objek berarti pendidikan merupakan
tindakan "mencomot" anak didik dari lingkungannya sendiri untuk
dimasukkan ke dalam lingkungan yang lain yang belum tentu sesuai atau malahan
asing bagi anak didik. Lingkungan baru itu bernama sekolah. Kalau anak didik
tidak cocok dengan lingkungan baru, sebagai objek, anak didik tidak bisa
berbuat apa-apa. Masalahnya akan menjadi rumit, kalau apa yang dilihat,
diterima dan dihayati dalam lingkungan "mini society"
ini tidak sama atau malahan bertentangan dengan apa yang ia lihat, terima dan
hayati dari lingkungan yang lebih besar, yakni masyarakat. Akibat dari keadaan
ini, tidak mengherankan kalau banyak anak didik yang mengikuti pelajaran di
sekolah dengan setengah hati. Di fihak lain, lebih banyak para ahli yang
keberatan dengan teori kedua. Keberatan pokoknya adalah berkisar pada
kekhawatiran pendidikan akan menjadi proses yang tanpa arah dan
"anarkis". Sudah barang tentu pembaharuan pendidikan di negara kita
di masa mendatang harus pula memperhitungkan aspek sekolah sebagai "a
mini society" ini. Perubahan pendidikan tidak berarti harus
mengambil salah satu teori pendidikan secara murni. Yang penting adalah
bagaimana perubahan pendidikan bisa membuahkan kebijaksanaan yang mengarahkan
agar pendidik bisa memanfaatkan variasi interaksi dan pengalaman riil yang
diperoleh anak didik di sekolah sebagai upaya untuk mencapai keberhasilan
pendidikan. Semoga guru-guru di Negeri ini mampu mengadaptasikan diri dalam
perkembangan dan kemajuan dunia pendidikan secara nasional, sehingga mampu
mensejajarkan bahkan terdepan dari kota-kota lainya.Dibutuhkan komitmen dan
konsisten bersama stakeholder pendidikan dengan segala tugas dan
tanggungjawabnya dilakukan dengan orientasi kedepan lebih baik dan lebih maju.
*) Penulis adalah
Edukator,Motivator,Trainer dan Penulis Buku.
***
Tentang-Nya
Barang siapa yang mengenal dirinya niscaya dia akan mengenal
siapa tuhan nya,telah aku ciptakan dirimu dan aku ciptakan apa yang engkau
perbuat.. (Firman allah) Allah tdk pernah menutup hijab nya antara makhluk
dengan hamba.. Dan ketiika sudah mencapai tingkatan Terbukanya hijab (sekatan
pembatas) antara kita dengan Allah, adalah sumber ketenangan dan kebahagiaan
hidup. Ketika hijab telah terbuka, semua yang kita alami hanyalah nikmat
belaka. Betapa tidak, dalam setiap keadaan, kita akan merasakan kehadiran Allah
Azza wa Jalla. Lebih jauh lagi, kita akan "melihat" Allah dalam
setiap kejadian. Inilah keindahan yang sesungguhnya dalam hidup. Rasulullah saw
mengungkapkan keheranannya terhadap orang-orang Mu'min, orang yang telah
terbuka hijabnya kerana semua perkara yang dialaminya sentiasa berbuah
kebaikan. Apabila diberi kenikmatan ia bersyukur dan syukur itu baik baginya.
Ketika ia diberi ujian, ia bersabar dan sabar itu adalah kebaikan baginya.
Dengan sabar ia pun akan lebih dekat lagi dengan Allah swt. Orang yang telah
ma'rifat dan terbuka hijabnya, hatinya akan dipenuhi keyakinan bahwa Allah akan
sentiasa menolongnya.
Di awal adalah firmaan allah,agar kita bisa mengettahui
siapa diri kita,tidak akan mencapai tingkatan mukasyafa pd seseorang jika dia
belum mengetahui atau mengenal hal zahir dan hak batin pada dirinya sendiri..
Ada kisa dalam tafsir sejarah meriwayat kan : seseorang
memohon dan meminta dipanjangkan umur nya selama 300 tahun untuk senantiasa
beribadah dan bertaqwa pada allah semasa hidup nya, dan allah menjabah
dikaruniai usia yang panjang selama 300 tahun. Ketika beliau memasukin
pertimbangan amal (yaumul hisab) di ambil dan ditimbang bola mata nya yang
sebelah kanan dan seketika itu lebih berat timbangan pada bola mata kanan nya
tsb dibanding amal ibadah yang dia lakukan selama 300 tahun. Dan disitulah kita
bisa menyimpulkan betapa besar nya amanah yang allah berikan pada kesempurnaan
yang ada pada diri kita unntuk kita jaga. Kalo kita harus menghitung dr usia
umat nabi muhammad dan keimanan pd zaman sekarang, apa yang bisa kita bawa pd
hari perhitungan nanti? Bagaimana dgn 2 penglihatan, 2 pendengaran,2 lubang
hidung, 1 lisan kedua tangan,kedua kaki,hati dan pemikiran kita yang telah
allah sempurnakan? Apa smua itu bisa bersaksi dan menyelamatkan kita kalo kita
sendiripun tdk menjaga nya dan memberikan hak satu persatunya. Disitulah allah
mengatakan dlm firman nya : telah aku ciptaakan dirimu dan apa yang kamu
perbuat,ketika kita bisa memahami dan tau mksd dr firman allah itu masuklah
kita dlm org2 yang mengenal diri dan tuhan nya.
Allah “ adalah nama yang utama bagi Tuhan dan ketika Dia
diseru dengan nama itu, maka sudah terhimpun padanya seluruh sifat yang
tercakup dalam sekalian nama yang menyertai – Nya Kata “Allah” dalam bahasa
Arab disebut sebagai lafzhul jalalah ( nama kebesaran ) dipergunakan dan
ditetapkan sebagai nama Zat Tuhan yang bersifat khusus. Sedangkan ar-Rahman
ditetapkan sebagai predikat khusus dari Zat Tuhan. Kata “Allah ” baik berupa
kata baku ( jamid ) atau pun kata olahan ( musytaq ), ditetapkan sebagai Nama
Zat yang tidak mempunyai arti atau tidak mempunyai makna yang dapat
diinderakan, sehingga untuk mengenali arti kata “ Allah ” dipergunakan
simbolistik yang berkonotasi eksklusif seperti “ Zat Yang Menghimpun sifat –
sifat kesempurnaan ” Kembali kepada asal kata “ Allah “ yang berasal dari kata
ilah, dimana kata ilah ini difahami berasal dari bahasa Ibrani yang diadabtasi
ke dalam bahasa Arab ( bahasa arab serapan ) yang berarti sesuatu yang
disembah. Sedangkan dalam Al – Quran, kata yang juga memberikan signifikansi
pada kata “ Allah “ adalah “ ilah ” dan “ rabb ” Kata “ ilah ” yang juga digunakan
dalam syahadat, la ilaha illallah. Disaini, kata “ilah” adalah bentuk kata yang
mengikuti wazan “ fi’al ” yang berarti “ maf’ul ” Ilah berarti “ ma’bud ” (
yang disembah ), seperti “ kitab ” yang berarti “ maktub ” ( yang ditulis ).
Dengan demikian, la ilaha illallah dapat diartikan “ tiada yang layak disembah
selain Allah ” Sedangkan arti “ ilah ” dalam rangkaian syahadat ( kalimah
at-tahlil ) bisa berarti “ al-ma’bud ” atau yang disembah, dan bisa pula
berarti al-ma’bud bil haq. Apabila arti pertama dipilih ( al-ma’bud ), maka
setiap sesuatu yang dalam kenyataan disembah selain Allah dapat dianggap
sebagai ilah. Namun apabila arti kedua yang dipilih ( al-ma’bud bil haq ), maka
berarti ilah hanya bisa disandang oleh Allah, sebab al-ma’budiyah ( ke-tersembah-an
) merupakan derivasi dari ar-rububiyah. Selanjutnya, yang patut dipahami ialah
bahwa, kata asma juga dapat diartikan sebagai sifat – sifat, Asmaul Husna
adalah setiap kata yang menunjukkan arti predikatif seperti ilah, al-hayy, dan
lainnya. Sedangkan kata “ Allah ” adalah alam syakhshi ( nama Zat ) atau alam
adz-dzat, yang merupakan “ nama personal “ bagi Tuhan Kata ganti “ Dia ” dalam
kalimat “ maka bagi Dia adalah nama-nama yang terbaik ” dalam Al – Quran Surat
Al – Israa’ ayat : 110, mengacu tidak kepada nama “ Allah ” atau “ ar-Rahman ”,
melainkan kepada sesuatu yang dinamai, yaitu Zat Yang Ujud Yang Maha Mutlak itu
sendiri. Sebab, suatu nama tidaklah diberikan kepada nama yang lain, tetapi
kepada suatu zat. Jadi, Zat Yang Maha Esa itulah yang bernama “ Allah ” dan
atau “ ar-Rahman ” serta nama-nama terbaik lainnya, bukannya “ Allah ” bernama
“ ar-Rahman ” atau “ ar-Rahim ”. Jadi yang bersifat Maha Esa itu bukanlah Nama
– Nya, melainkan Zat – Nya, sebab Dia mempunyai banyak nama. Karena itu dalam Ilmu
Tauhid, pemahamannya bukanlah ditujukan kepada nama, melainkan kepada Zat. Maka
Tauhid yang benar ialah “ Tawhid adz-Dzat ” bukan “ Tawhid al-Ism ” Jadi kata “
Allah ” berasal ilah dan ilah mengandung makna “ ma’luh ” ( yang disembah ),
dan nama ( ism ) tidaklah sama dengan yang dinamai ( al-musamma ). Maka
barangsiapa menyembah nama tanpa makna, ia sungguh telah kafir dan tidak
menyembah apa-apa. Barangsiapa menyembah nama dan makna, maka ia sungguh telah
musyrik dan telah menyembah dua hal. Dan barangsiapa menyembah makna tanpa nama
maka itulah Tauhid. Bagi Allah Yang Mahamulia dan Mahaagung, ada sembilan puluh
sembilan nama. Kalau seandainya nama itu sama dengan yang dinamai, maka setiap
nama itu adalah suatu tuhan. Tetapi Allah Yang Maha Mulia dan Maha Agung adalah
suatu Makna yang dirujuk oleh nama – nama itu, sedangkan nama – nama itu
sendiri seluruhnya tidaklah sama dengan Dia ( Al-Asma Al-Husna )
Dalam
sbuah riwayat ketika Muhammad berdialog dengan Allah ... Allah berfirman ku
jadikan segala sesuatu untuk mu ya Muhammad lalu mana untuk ku ..Muhammad
menjawab sholat Allah menjawab bukan itu untuk mu ... Muhammad puasa .zakat
.haji .... Bukan itu untuk mu juaya Muhammad lalu bertanya lah Muhammad lalu
apa ya Allah dan Allah menjawab benar engkau kepada ku dan berbaik lah dengan
sesama ummat
Jikalah diibaratkan
seorang musafir kehilangan unta beserta makanan dan minumannya i gurun pasir
yang tandus. Maka kebahagiaan Allah menerima taubat hambanya lebih besar dari kebahagiaan musafir itu yang menemukan unta nya kembali di gurun
pasir .
Jadikanlah mereka
orang tua yang paling berbahagia terhadap anak-cucu mereka, sehingga Engkau
kumpulkan kami dan mereka serta semua orang Islam di dalam tempat kemulian-Mu,
beserta para Nabi, Shiddiiqiin, Shuhada’ dan Sholihiin
Jiwa Yang Bercahaya
Pada Seorang Muslim Yang Ber'ilmu Akan Terlihat Ketika Ia Meresapi Diri Saat
Menyikapi Keadaan Susah, Senang, Sedih, Gembira, Kecewa Dan Bahagia Dalam
Kehidupannya
Sebuah Kisah Nyata: Ia Melakukan Zina dan Belum Bertaubat
Sebuah kisah nyata yang di publikasikan di koran-koran Arab.
Yang menceritakan kisah ini adalah orang yang melakukannya sendiri dan dia
meminta kepada koran agar tidak mencantumkan namanya dia hanya ingin agar
orang-orang mengetahui kisahnya. Dia mengisahkan :
Aku sedang di kampus dengan teman-teman dan punya banyak
hubungan dengan gadis-gadis, pada suatu waktu aku bertemu dengan seorang gadis
dan melakukan hubungan terlarang dengannya, aku terus melakukannya sampai dia
menjadi hamil karenaku, dan ketika keluarganya mengetahui perkara ini, serta
ketika gadis itu menceritakan tentang hal ini kepada keluarganya, saudaranya
datang menghajarku, kemudian aku berkata kepadanya : “Aku tidak mengenal
gadis ini, carilah orang lain yang menghamilinya.” Kemudian aku meninggalkannya
dan pergi, dan karena mereka tidak mempunyai bukti untuk membuktikan
kesalahanku, mereka meninggalkanku. Aku melupakan kejadian ini, tahun-tahun
berlalu, aku pulang ke rumah pada suatu hari dan menemukan ibuku pingsan di
lantai, aku mencoba menyadarkannya, tetapi kapanpun dia sadar, dia berteriak
dan pingsan lagi, aku menyadarkannya kedua kalinya, tapi lagi-lagi dia
berteriak dan pingsan, aku mencobanya untuk yang ke tiga kali sampai aku berkata
:
“ibu, apa yang terjadi?”
dia berteriak dan berkata : “saudarimu!”
aku berkata : “apa yang terjadi dengan saudariku?”
dia berkata : “dia dihamili tetangga,”
Aku pergi mengunjungi tetangga itu dan aku mulai
menyerangnya sampai dia berkata padaku, sebuah kalimat yang seperti anak panah
yang menghujam hatiku, tahukah engkau apa yang dia katakan ?
Dia berkata : ” aku tidak mengenal adikmu, coba tanyakan
orang lain yang menghamilinya”
Subhanallah hal yang sama seperti yang kuucapkan kepada
keluarga gadis di kampus bertahun-tahun lalu, balasan tergantung amalan
perbuatan. Dan begitulah, aku mengalami depresi yang berat setelahnya, kemudian
setelah bertahun-tahun aku memutuskan untuk menikah, setelah bertunangan dan
menikah, kami siap untuk pesta pernikahan, pada hari pesta pernikahan aku
mendapatkan kejutan, bahwasanya calon pengantinku pernah melakukan zina
sebelumnya, dia berkata padaku : “tutupi keburukanku semoga Allah juga menutupi
keburukanmu.”
Aku berkata kepada diriku sendiri “sudah ya Rabbi cukup, cukup,
cukup, aku sudah menjalani hukumanku.” Aku menghela napas mencoba menelan
cobaan yang berat ini, dan aku menghabiskan banyak waktu dengan istriku sampai
dia melahirkan seorang bayi perempuan yang bagaikan rembulan, kemudian ketika
dia telah berusia 6 tahun, anakku datang dari luar dengan menangis, apa yang
terjadi, penjaga rumah telah mempemperkosanya, laa hawla wa laa quwwata illa
billah.
Mereka memikirkan tipu daya dan Allah menggagalkan tipu daya
itu. Dan Allah sebaik-baik Pembalas tipu daya. ( Al Anfal : 30 )
Kisah Pemuda di Zaman Nabi
Suatu hari ada seorang pemuda yang mendatangi Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam, “Wahai Rasulullah, izinkan aku berzina!”
Orang-orang pun bergegas mendatanginya dan menghardiknya, “Diam
kamu! Diam!”
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, “Mendekatlah.”
Pemuda itu pun mendekat lalu duduk.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya, “Relakah
engkau jika ibumu dizinai orang lain?”
“Tidak, demi Allah, wahai Rasul!” sahut pemuda itu.
“Begitu pula orang lain, tidak rela kalau ibu mereka
dizinai.”
Lanjut Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Relakah
engkau jika putrimu dizinai orang?”
“Tidak, demi Allah, wahai Rasul!” pemuda itu kembali
menjawab.
“Begitu pula orang lain, tidak rela jika putri mereka
dizinai.”
“Relakah engkau jika saudari kandungmu dizinai?”
“Tidak, demi Allah, wahai Rasul!”
“Begitu pula orang lain, tidak rela jika saudara
perempuan mereka dizinai.”
“Relakah engkau jika bibi – dari jalur bapakmu – dizinai?”
“Tidak, demi Allah, wahai Rasul!”
“Begitu pula orang lain, tidak rela jika bibi mereka
dizinai.”
“Relakah engkau jika bibi – dari jalur ibumu – dizinai?”
“Tidak, demi Allah, wahai Rasul!”
“Begitu pula orang lain, tidak rela jika bibi mereka
dizinai.”
Lalu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
meletakkan tangannya di dada pemuda tersebut sembari berkata, “Ya Allah,
ampunilah kekhilafannya, sucikanlah hatinya, dan jagalah kemaluannya.”
Setelah kejadian tersebut, pemuda itu tidak pernah lagi
tertarik untuk berbuat zina. (Hadits riwayat Ahmad).
Lihatlah hikmah yang indah dari nabi kita terkasih, Nabi
Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Saudara saudariku… Jangan katakan hal ini terlalu banyak
bagi orang yang tidak taat. Jangan!
Gadis dari kampus yang berzina dengannya di awal cerita juga
punya saudara yang sedih akannya. Jadi Allah memberikannya hukuman kepada
saudari si pemuda? ya! Dan dia akan mempunyai seorang suami, yang akan Allah
tes kepada istrinya. Dan gadis itu juga mempunyai ayah yang hatinya hancur
karenanya, jadi Allah memberikan tes juga kepada putrinya! Pahala tergantung
dari amal perbuatannya. Jadi dia harus membawa hukuman atas perbuatannya. Dan
untuk orang-orang yang tidak bersalah dalam kisah ini, maka itu cobaan untuk
mereka. Allah mengangkat derajat mereka dan menghapus dosa-dosa mereka
karenanya. Saudara/saudariku, Tuhan kita cemburu untuk wanita. Subhanallah! Dan
Dia akan membalaskan dendam untuk mereka. Jadi berhati-hatilah.
Sebuah hadits menyebutkan: “Wahai anak Adam!
Jika engkau datang kepada-Ku dengan membawa dosa-dosa yang hampir memenuhi
bumi kemudian engkau bertemu dengan-Ku dalam keadaan tidak mempersekutukan-Ku
dengan sesuatu pun, niscaya Aku datang kepadamu dengan memberikan ampunan
sepenuh bumi”. (Hadits shahih diriwayatkan oleh at-Tirmidzi).
Langganan:
Postingan (Atom)
LPJ BOS SMK Tahun Anggaran 2020
LPJ BOS SMK Tahun Anggaran 2020 User via SMS : 0857 5954 7892 FB : https://web.facebook.com/iwan.kurniawanb Twitte...
-
Definisi Peradaban ( Hadlarah ) Peradaban ( hadlarah ) adalah sekumpulan konsep ( mafahim ) tentang kehidupan. Peradaban bisa berup...
-
Sedapat-dapatnya berpuasalah setiap hari Senin dan Kamis. Shalat lima waktu tepat pada waktunya, dan berusahalah sh...
-
bermula ada kejadian dimana saya mau membelikan kacamata baca bagi seorang Ustadz, beliau terkena rabun dekat atau Hipermetropi, lalu ...