Sabtu, 26 September 2015

Buah Ramadhan




Allah Maha Tahu apapun yang kita lakukan, tidak ada yang tersembunyi. Segala amal sangat ditentukan pada saat akhir-akhirnya. Wafat dalam keadaan menjalankan amal-amal shaleh, insya Allah dikategorikan sebagai husnul khatimah. Misalnya, dalam sebuah pertandingan olah raga pun saat terakhir adalah saat-saat yang menentukan. Bulan Ramadhan tahun ini, saat ini adalah saat-saat akhirnya, lalu bagaimanakah dengan amaliah kita? Sudahkah kita optimalkan jamuan Allah ini di saat kita akan meninggalkannya? Atau kita malah bergembira ketika Ramadhan akan berakhir, karena kita akan kembali bebas memuaskan hawa nafsu dan kezaliman kita? Na’udzubillahi mindzalik.
Ramadhan merupakan puncak amal sholeh. Berusahalah sekuat tenaga dan kemampuan untuk benar-benar memanfaatkan waktu yang sangat berharga ini, mengejar ampunan pada sisa-sisa malam-malam terakhir Ramadhan ini, dimana doa-doanya sangat mustajab. Semakin hari harus semakin yakin kepada Allah. Hanya Allah tempat bersandar.
Yakin kepada Allah merupakan kekayaan termahal, karena akan memunculkan ketenangan luar biasa. Melihat pesona duniawi tidak akan mengagumkan dirinya, karena memahami dunia hanya tempat mampir sebentar, dan segala kesenangannya hanyalah kesenangan yang semu, fatamorgana.
Rasul saw tidak memerlukan istana, mahkota dan tanda jasa, juga tak ada kemewahan, walau beliau seorang kepala negara dan pemerintahan. Bahkan pengaruhnnya semakin hari semakin meluas. Justru kemuliaannya tidak beliau tampakkan dari pencapaian kemewahan duniawi, tapi karena keyakinannya kepada Allah. Sebab kemuliaan  tidak datang dari kesombongan, pamer dan penindasan, tapi dari ketawadu’an (rendah hati), zuhud (kesederhanaan), waro’ (hati-hati).
Puncak akhlak Rasulullah saw adalah keyakinannya kepada Allah. Ramadhan ini harus ditutup dengan memiliki hati yang semakin yakin ke pada Allah. Sukses Ramadhan adalah semakin bertambah keyakinan kepada Allah. Semua ibadah harus menambah keyakinan dan amal sholehnya berbekas pada hati yang hanya berharap kepada Allah.
Keyakinan merupakan kekuatan iman dan keistiqamahan yang dimiliki seseorang sehingga dengannya ia seakan-akan melihat sesuatu yang diyakininya itu seperti melihatnya secara langsung.
Para sahabat Nabi shallallahu ‘alahi wa sallam dalam perang Ahzab memberikan keteladanan bagaimana keyakinan itu mereka miliki:
“Dan tatkala orang-orang mu’min melihat golongan-golongan yang bersekutu itu, mereka berkata: “Inilah yang dijanjikan Allah dan Rasul-Nya kepada kita”. Dan benarlah Allah dan Rasul-Nya. Dan yang demikian itu tidaklah menambah kepada mereka kecuali iman dan ketundukan.’” (QS. Al-Ahzab: 22).
Adapun ciri-ciri keyakinan yang kuat di antaranya juga:
  1. Tidak mengeluh dalam situasi apapun.
  2. Tidak berniat untuk membalas dendam terhadap perbuatan zolim orang lain kepada dirinya, justru memaafkan.
  3. Menebar kasih sayang kepada seluruh makhluk, walau dalam situasi sulit, karena yakin semua dimilki Allah, yang penuh kasih sayang.
Buah Ramadhan akan dinikmati berupa rasa ketenangan dalam keyakinan kepada Allah meskipun berbagai badai peristiwa bergolak di sekitarnya. Keyakinan kepada Allah akan menjaganya dari kecemasan dan ketegangan, dan menciptakan suasana kejiwaan yang penuh dengan ketenangan dan harapan, walaupun ia hidup dalam lingkungan yang tidak tenang dan berbahaya sekalipun.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

LPJ BOS SMK Tahun Anggaran 2020

LPJ BOS SMK Tahun Anggaran 2020 User via SMS :  0857 5954 7892 FB :  https://web.facebook.com/iwan.kurniawanb Twitte...