Minggu, 20 September 2015

Ilmu Tasawuf & Ilmu Hikmah



Ilmu Tasawuf & Ilmu Hikmah

PENGERTIAN TASAWUF
Yaitu bersungguh-sungguh (dalam berbuat baik) dan meninggalkan sifat-sifat tercela (Lihat kitab Iyqo-zhul Himam halaman 7).
Aslinya Tasawuf (yaitu jalan tasawuf) adalah tekun beribadah, berhubungan langsung kepada ALLAH, menjauhi diri dari kemewahan dan hiasan duniawi, Zuhud (tidak suka) pada kelezatan, harta dan pangkat yang diburu banyak orang, dan menyendiri dari makhluk di dalam kholwat untuk beribadah (Lihat kitab Zhuhrul Islam IV-Halaman 151).
Adapun batasan tasawuf adalah : Maka berkata Junaed : yaitu bahwa kebenaran mematikanmu dari dirimu dan kebenaran tersebut menghidupkanmu dengan kebenaran tersebut. Dan ia berkata juga : Adalah kamu bersama ALLAH tanpa ketergantungan. Dan dikatakan : Masuk pada segala ciptaan yang mulya dan keluar dari segala ciptaan yang hina. Dan dikatakan : Yaitu akhlak mulia yang tampak pada zaman yang mulia beserta kaum yang mulia. Dan dikatakan : Bahwa kamu tidak memiliki sesuatu dan sesuatu itu tidak memiliki kamu. Dan dikatakan : Tasawuf itu dibangun atas 3 macam : (1) Berpegang dengan kefakiran dan menjadi fakir (2) kenyataan berkorban dan mementingkan orang lain (3) Meninggalkan mengatur dan memilih (Lihat kitab Iyqo-zhul Himam halaman 4).
PENGERTIAN ILMU HIKMAH
Ilmu hikmah adalah sebuah ilmu kebatinan dengan metode zikir dan doa, adakalanya juga dengan mantra berbahasa Arab atau campuran tetapi tidak bertentangan dengan akidah dan syari’at Islam, ditujukan untuk urusan duniawi seperti kekebalan, pangkat, karir, perjodohan, pengasihan dan lain-lain.
TATA CARA MENGUASAI TASAWUF
Maka wajiblah beramal dengan Islam, Maka tidak ada tasawuf kecuali dengan fiqih, karena kau tidak mengetahui hukum-hukum ALLAH Ta’ala yang lahir kecuali dengan fiqih. Dan tidak ada fiqih kecuali dengan tasawuf, karena tidak ada amal dengan kebenaran pengarahan (kecuali dengan tasawuf). Dan juga tidak ada tasawuf dan fiqih kecuali dengan Iman, karena tidaklah sah salah satu dari keduanya (fiqih dan tasawuf) tanpa iman. Maka wajiblah mengumpulkan ketiganya (iman, fiqih, tasawuf) . (Lihat kitab Iyqo-zhul Himam halaman 5).
Imam Malik berkata : Barangsiapa bertasawwuf tapi tidak berfiqih maka dia telah kafir zindiq (pura-pura beriman), dan barangsiapa yang berfiqih tapi tidak bertasawuf maka dia telah (berdosa) dan barangsiapa yang mengumpulkan keduanya (fiqh dan tasawwuf) maka dia telah benar. (Lihat kitab Iyqo-zhul Himam halaman 6).
Jadi Tasawwuf itu harus melalui Iman (akidah), Islam (syari’ah) dan Ihsan (Hakikat). Atau amal Syari’ah, Thoriqoh dan Hakikah. Maka Syari’ah adalah menyembah ALLAH, Thoriqoh adalah menuju ALLAH, dan Hakikah adalah menyaksikan ALLAH. Atau Syari’ah itu untuk memperbaiki lahiriah, Thoriqoh untuk memperbaiki bathiniah (hati), dan Hakikah untuk memperbaiki Sir (Rahasia diri). Memperbaki anggota tubuh dengan 3 perkata : Taubat, Taqwa dan Istiqomah. Dan memperbaiki hati dengan 3 perkara : Ikhlas, jujur dan tenang. Dan memperbaiki Sir (Rahasia Diri) dengan 3 perkara : Muroqobah (saling mengawasi antara diri dan ALLAH), Musyahadah (saling menyaksikan antara diri dan ALLAH), dan Ma’rifah (Mengenal ALLAH secara mutlak dan jelas). (Lihat kitab Iyqo-zhul Himam halaman 11).
Harus melalui Ikhlas tingkat tertinggi (Khowwasul Khowwash). Dan ikhlas itu ada 3 derajat :
(1)     Derajat Awam (umumnya manusia)
Ialah ikhlasnya orang awam yaitu mengeluarkan makhluk dari beribadah kepada ALLAH beserta mencari bagian-bagian dunia dan akhirat. seperti menjaga badan, harta, keluasan rizki, perdagangan dan yang indah dipandang
(2)     Khowwash
Ikhlasnya Khowwash adalah mencari bagian akhirat tanpa mencari bagian dunia
(3)     Khowwasul Khowwash.
ikhlasnya Khowwashul Khowwash adalah mengeluarkan bagian-bagian semuanya (dunia dan akhirat). Maka ibadah mereka adalah sebenar-benar penyembahan, dan melaksanakan tugas-tugas dari ALLAH, atau cinta dan rindu melihat-Nya.
Sebagaimana dikatakan oleh Ibnul Faridh: “Bukanlah permintaanku berupa surga jannatun na’im, hanya saja aku mencintai surga untuk melihat-Mu” (Lihat kitab Iyqo-zhul Himam halaman 31-32).
TATA CARA MENGUASAI ILMU HIKMAH
Dengan puasa, zikir/wirid, amalan, doa, membaca ayat-ayat Qur’an, dengan mantra, sya’ir-syair yang dibuat para Ulama Hikmah atau yang didapat dari ilham para Ulama Hikmah atau dari ilham Ahli Tasawuf dan lain-lain
TUJUAN TASAWWUF
Tujuannya adalah Ma’rifatullah (mengenal ALLAH secara mutlak dan lebih jelas)
TUJUAN HIKMAH
Tujuannya masalah duniawi seperti kekebalan, kesaktian, pengasihan, jodoh, ramalan, pengobatan, kerejekian dan lain-lain
KEKUATAN LUAR BIASA
Kekuatan luar biasa ilmu hikmah termasuk kekuatan luar biasa Hissiah (panca indera/lahiriah) seperti berjalan di atas air, terbang di udara, melipat bumi, menimbulkan air, menarik makanan, tampaknya kegaiban dan lain-lain. Dan kekuatan luar biasa ahli tasawwuf adalah Hakikah / Ma’nawiyyah (sebenar-benarnya karomah) yaitu istiqomahnya (kontinyu) seorang hamba kepada Tuhannya dalam lahir dan bathin. Terbukanya hijab dari hatinya sehingga mengenal jelas Tuhannya. menguasai dirinya dan berbeda dengan hawa nafsunya, kuat yakinnya dan diamnya, tenang dengan ALLAH. (Lihat kitab Iyqo-zhul Himam halaman 317).
Imam Ibnu ‘A-tho-illah berkata : Seringkali ALLAH memberi rizki karomah (kekeramatan) pada orang yang tidak sempurna isqomahnya. (Lihat kitab Iyqo-zhul Himam halaman 317).
Yang diambil pelajaran oleh Ahli Tahqiq (Ahli Tasawwuf sejati) adalah jangan mencari karomah Hissiah ini dan jangan berpaling kepadanya. Karena kadang tampak karomah Hissiah ini pada tangan orang yang tidak sempurna istiqomahnya. Bahkan kadang tampak pada tangan orang yang tidak ada istiqomah sama sekali, seperti para tukang sihir dan dukun. Dan kadang tampak pada tangan-tangan Rahib (pendeta).Dan ini bukanlah karomah tapi Istidroj. (Lihat kitab Iyqo-zhul Himam halaman 317).
Imam Abu Yazid Al Bustomi berkata : “Jika kamu melihat seseorang yang diberikan karomah (kekeramatan) sehingga dia dapat terbang di udara maka janganlah kamu tertipu dengannya sehingga kamu melihat bagaimana kamu mendapatkan dia melaksanakan perintah dan menjauhi larangan, menjaga batasan-batasan, dan melaksanakan syari’at” (Lihat kitab Risalah Qusyayriyyah halaman 14 atau buku 40 Masalah Agama III halaman 38)
Sumber : Kitab Iyqo-zhul Himam fii Syarhil Hikam cetakan dan terbitan Al Haromain, Jeddah karangan Al ‘Arif Billah Ahmad bin Muhammad bin ‘Ajibah Al Husni.
Bagi mereka yang berusaha bersungguh-sungguh mengamalkan dan melaksanakan hukum syariat, inilah yang dinamakan TARIKAT atau disebut dalam bahasa arab ialah TAREKAH. Tarikat dari segi bahasa ialah jalan. Ingin diulang lagi agar lebih jelas. Apabila seseorang telah mempelajari, memahami dan meyakini ilmu syariat, lalu dia meLAKSANAKAN atau BERAMAL dengan ilmu syariat tersebut, maka itulah yang diertikan dengan TARIKAT. Melaksanakan atau beramal dengan syariat. Oleh itu apabila seseorang menjalankan atau melaksanakan hokum syariat dengan bersungguh-sungguh, setiap suruhan Allah sama ada yang wajib dan yang sunat dilaksanakan sungguh-sungguh. Setiap larangan Allah sama ada yang haram atau yang makruh ditinggalkan sungguh-sungguh. Maka mereka telah dikatakan telah BERTARIKAT.
Contohnya ;
Abu telah ke madrasah dan mempelajari cara sembahyang. Dia telah mempelajari rukun sembahyang, syarat wajib sembahyang, perkara yang sunat dilakukan dalam sembahyang, syarat sah sembahyang dan perkara-perkara yang membatalkan sembahyang. Setelah dia mempelajarai dan memahami ilmu tersebut, dia pun beramal dengan ilmunya untuk menunaikan sembahyang. Maka Abu telah dikatakan telah berTARIKAT di bidang sembahyang.
Tarikat pada erti kata yang pertama ini hukumnya adalah WAJIB. Inilah jalan yang dilalui oleh Rasulullah SAW dan para sahabat serta tabiin dan orang dizaman salafussoleh. Jalan inilah juga yang patut kita lalui, iaitu jalan yang menjadikan kita melaksanakan segala perintah yang disuruh Allah dan meninggalkan perintah yang dilarang oleh Allah. Inilah perkara yang wajib kita lakukan sebagai makhluk yang dicipta Allah dan mahu menjadi hamba kepada Allah Yang Maha Esa lagi Maha Berkuasa.
Adapun Tarikat dari istilah yang kedua, ialah apabila seseorang menyusun ayat-ayat Al Quran tertentu, zikir-zikir tertentu, salawat ke atas Nabi Muhammad SAW dan diamalkan secara berjadual dalam kehidupan sehari-harian. Tarikat yang diertikan disini hokum asalnya hanyalah SUNAT. Dari sinilah lahir jemaah-jemaah zikir atau dipanggil orang sebagai jemaah tarikat. Antara jemaah zikir atau jemaah tarekat yang kita sering dengar ialah Tarikat Ahmadiah, Tarikat Naqsyabandiah, Tarikat Samaniah, Tarikat Syazaliah, Tarikat Kadiriah, Aurad Muhammadiah dan lain-lain lagi. Jadi termasuk jugalah di dalam kategori ini ialah pengamalan Al Ma'thurat. Tujuan mereka menghimpun dan beramal adalah untuk mendidik diri untuk berdisiplin dalam beramal dengan ketiga-tiga juzuk ilmu Islam iaitu Tauhid, Feqah & Tasauf
Secara tak langsung memberi kekuatan jiwa tambahan untuk beramal dengan hukum syariat secara keseluruhan, dalam kehidupan sehari-hari. Sama ada dalam diri, dalam keluarga, dalam masyarakat hingga ke peringkat negara. Sebab itu jika disingkap lembaran sejarah, tunggak perjuangan sesuatu gerakan Islam adalah disokong oleh jemaah zikir atau tarekat. Sultan Muhammad Al Fateh, sultan yang berjaya menawan Kota Konstantinopel dan pengasas Kekhalifahan Osmaniah adalah ahli zikir (ahli tarikat), Begitu juga As Syahid Omar Mokhtar pejuang terakhir Gerakan Sanusi yang merupakan benteng pertahanan terakhir khalifah Osmaniah adalah pengamal Tarekat As Sanussiah. Imam Bonjol di Aceh yang menentang penjajahn Belanda adalah ahli tarekat Naqsyabandiah. Mat Kilau dan datok Bahaman yang berguru dengan Tokku Paloh adalah pengamal tarekat Naqsyabandiah. Malah As Syahid Hassan Al Banna dari Ikhwan Muslimin adalah ahli tarekat aliran Al Ma’thurat.
Tidak lupa disebut Almarhum Tok Kenali yang berguru dengan Sheikh Ahmad Al Fathani dari aliran Tarekat Syattariah dan Al Marhum Tokku Paloh dari aliran Tarekat Naqsyabandiah. Tokku Paloh yang melindungi Mat Kilau dan Datok Bahaman sewaktu diburu British. Tokku Paloh yang melarikan kedua-dua anak muridnya dan disembunyikan di Hulu Besut. Mereka ini bukan sekadar menyumbang di dalam perjuangan Islam menentang penjajah, malah mereka juga membangunkan pendidikan Islam serta menghasilkan kitab-kitab ilmu Tauhid, Feqah dan Tasauf yang menjadi sumber rujukan kepada umat Islam di nusantara. Antaranya ialah :
a.       Sheikh Daud bin Abdullah Al Fathani menghasilkan kitab Dhiyaul Murid fi Bayani Kalimatit Tauhid yang membicarakan ilmu tauhid dari aliran tarekat Syatariah.
b.      Syeikh Abdus Shamad al-Falimbani yang menulis kitab Risalah Tauhid dan Hidayatus Salikin Fisuluki Maslakil Muttaqin kitab ilmu Tauhid dan Tasauf; adalah dari aliran tarekat Samaniah.
c.       Sheikh Ahmad Al Fathani yang menulis kitab Faridatul Faraid yang juga kitab ilmu tauhid yang memperjelaskan aqidah ahlus sunnah wal jamaah, adalah ahli tarekat
d.      Syeikh Muhammad Arsyad al-Banjari Pengarang Sabilal Muhtadin
Malangnya, kita dizaman moden ini, telah dijauhkan dengan istilah tarekat oleh orientalis. Apatah lagi wujud fahaman Islam yang menyeleweng. Kononnya mereka adalah pejuang kemerdekaan. Sebaliknya sejarah telah JELAS membuktikan fahaman tersebut lahir untuk membantu negara kuffar menjatuhkan empayar Osmaniah yang merupakan sistem kekhalifahan Islam terakhir serta menghalang segala usaha gerakan-gerakan Islam yang cuba membangunkan semula system khalifah Islam. Fahaman inilah yang sering memomok-momokkan umat Islam, bahawa jemaah tarekat adalah bidaah dan menyesatkan, kerana disebalik amalan zikir yang membawa ketenangan hati, disitulah lahirnya rasa kehambaan dan cinta kepada Allah Yang Maha Agung. Maka terciptalah manusia-manusia yang cintakan syahid dan merindui pertemuan dengan Allah Yang Amat Dicintai, yang mampu berjuang dan berkorban demi keagungan Islam terserlah kembali. Inilah yang amat ditakuti oleh fahaman terseleweng tersebut kerana akan hilang imbuhan menjadi boneka negara kuffar.
Tidak kurang juga, orang yang belajar sedikit-sedikit tentang ilmu tarikat, dan sedar kelebihan ilmu tarikat ini. Mereka mengambil kesempatan dengan memperbodohkan para pengikutnya yang sedia jahil. Bab dan persoalan ilmu syariat yang menjadi asas kepada perlaksanaan dan pengamalan Fardhu Ain dia abaikan dalam mendidik murid dan pengikutnya, agar dia boleh terus mempunyai para pengikut yang taksub buta yang jahil tentang syariat. Ini bagi memudahkan dia mempunyai kuasa dan menghimpunkan kepentingan duniawi termasuk mengaku dirinya wali Allah yang dijanjikan. Seandainya para pengikutnya arif dibidang agama khususnya ilmu asas Fardhu Ain, pastinya dia akan kehilangan pengikut. Jadi dia akan berusaha untuk menjauhkan para pengikutnya dari ilmu asas Fardhu Ain, sebaliknya dia sibuk menceritakan hal-hal kerohanian ciptaannya yang kononnya diterima dari Rasulullah dan secara langsung dari Allah. Manusia-manusia durjana sebeginilah yang mendatangkan fitnah ke atas jemaah tarikat yang haq.
Ingin ditegaskan sekali lagi bahawa antara kedua pengertian tarikat yang dibentang tadi, antara keduanya, pengerian yang pertama (mengamalkan syariat secara keseluruhan) adalah WAJIB, sementara tarikat dari pengertian kedua himpunan ayat Al Quran tertentu, zikir-zikir tertentu, selawat dan diamalkan secara berjadual dalam kehisupan harian) adalah SUNAT. Antara hukum yang WAJIB dan hokum yang SUNAT, tuntutan hukum yang WAJIB adalah lebih utama. Jangan sampai kerana hendak bertarikat dengan pengertian kedua yang kedudukannya SUNAT, lantas kita mengabaikan tarikat dalam pengertian yang pertama yang kedudukannya WAJIB. Kiasannya, perlaksanaan hokum yang wajib adalah KERJA FULLTIME, sementara pengamalan hokum yang sunat adalah OVER-TIME. Kalau kerja FULL-TIME tak dibuat, layakkah pekerja buat tuntutan kerja OVER-TIME ? Pastinya tidak layak, malah pekerja tersebut layak untuk diambil tindakan tatatertib. Kerana pengabaian untuk beramal dengan syariat menurut pengertian pertama tadilah maka munculnya fitnah ke atas jemaah-jemaah tarikat yang menurut pengertian kedua. Tetapi ingin ditegaskan juga, seandainya tarekat dari pengertian pertama dan dari pengertian kedua itu dilaksanakan atau digabungkan, maka akan lahirlah manusia yang ingin sentiasa bertaqarrub kepada Allah. Akan lahirlah manusia yang akan menunaikan titah perintah Allah, dalam dirinya, keluarganya, masyarakatnya dan seterusnya di dalam ummahnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

LPJ BOS SMK Tahun Anggaran 2020

LPJ BOS SMK Tahun Anggaran 2020 User via SMS :  0857 5954 7892 FB :  https://web.facebook.com/iwan.kurniawanb Twitte...